Saturday, September 30, 2006

Flight to Batam Diverted to Pekanbaru

Detik.Com reported yesterday that some flights to Batam was being diverted to Pekanbaru due to bad weather and haze. It was reported that a Batavia Air flight from Medan to Batam was forced to land at Pekanbaru at around 13:20hrs West Indonesian Time (or 14:20hrs Singapore time) yesterday (Saturday, 30 September 2006), while another flight, which is a Lion Air flight from Jakarta was also diverted to Pekanbaru and landed there about 10 minutes later.

This is a bit strange, considering the location of Batam's Hang Nadim airport, which is not too far from Singapore, only about 20km away. It's true that the PSI (Pollutant Standards Index) level in Singapore is a bit high in the last couple of days, however there were no reports of very high haze level or very bad weather which can cause any flight disruptions. A check on yesterday's flight information at Changi airport's website also does not show any cancellations on flights arriving in Singapore during the specified period.

Couldn't be that 20km distance can make such a big difference in terms of weather? Or, could be?

Friday, September 29, 2006

Om A and Tante Wiwied's Farewell Party




29 September 2006: We went to the farewell party of Om A and Tante Wiwied's family, at the function room of their condo, Symphony Heights, around Upper Bukit Timah Road, just 5 minutes drive from home. The whole family will be moving back to Jakarta. Tante Wiwied and her son Akram will be going back to Jakarta tomorrow (Sunday, 1 October 2006), while Om A will leave Singapore for Jakarta by the end of November 2006.

As a side note: A is my classmate at high school. We both studied at the SMA Negeri 5 Bandung, on Jalan Belitung, Bandung, West Java, Indonesia. It's been a long time since I last met him, until couple of years ago, when we coincidentally met at the Woodlands checkpoint, on our way back from Johor Bahru. Turned out to be that we were both working in Singapore, so several months later (which was about three years ago), we paid a visit to their home at Hume Park (at that time). [End of side note]

We met many of our friends there. Inka and Irza were very happy to be able to play with their friends, such as Akram, Hanan and Haifa, Abang Dzaky, Athaya and Alita, Aily and Algo, Noe, Zidan and Syifa, Dandy and many more.

Apologise for the bad quality of some of the photos, since they were captured from moving video image. I also do not know some of the names of Inka and Irza's friends shown on the pictures, should you know their names, please do let me know so I can update the captions. :)

Thursday, September 28, 2006

Irza, Origami dan Bahasa Indonesia

Kemarin malam, sewaktu dalam perjalanan dari rumah ke Toa Payoh, Irza iseng-iseng melipat-lipat kertas untuk membentuk sesuatu. Latihan origami nih, ceritanya. :)

"Nih Pa, lihat, Adek (panggilan Irza untuk dirinya sendiri) udah bisa bikin pewasad dari kertas."

"Bikin apa?"

"Pewasad."

Saya bingung. Pewasad itu apa? Mikir-mikir lagi, siapa tau itu adalah bahasa Melayu yang ada padanan katanya di bahasa Indonesia. Tapi tidak ketemu juga.

"Pewasad itu apa, Dek?"

"Aeroplane."

"Oh, itu mah pesawat, Dek, bukan pewasad."

"Oh iya, Adek lupa bahasa Indonesianya..." sambil nyengir.

Weleh weleh...

Monday, September 25, 2006

Genting Highlands

Masih lanjutan dari cerita sebelumnya, hari Minggu, 3 September 2006 pagi, kita sekeluarga bersama tamu istimewa kita dari Jakarta beramai-ramai pergi ke Genting Highlands. Kita berangkat dari Singapura tidak terlalu pagi, sekitar jam 9:30am, dan kita mengambil jalur Tuas Second Link, yang alhamdulillah pada saat itu tidak terlalu ramai antriannya. Tadinya kita udah siap-siap untuk menghadapi antrian panjang mengingat pada waktu itu adalah awal musim liburan sekolah di Singapura, tapi ternyata mungkin orang-orang udah pada berangkat hari sebelumnya (Sabtu). Kita juga tidak menyadari kalau Om Dicky dan Tante Kandy sekeluarga juga berangkat kesana, walaupun beda sehari.

Ada dua pilihan jalan yang bisa digunakan untuk pergi dari Singapura ke Malaysia. Yang pertama, adalah Causeway yang menghubungkan Woodlands di Singapura, dan kota Johor Bahru di Malaysia. Jalur ini adalah jalur utama lalu lintas antara Singapura dan Johor Bahru, dan merupakan jalur yang sangat sibuk setiap harinya, baik hari kerja maupun (apalagi) hari libur. Pilihan kedua, adalah jalur Tuas Second Link, jalur baru yang baru dibuka pada tahun 1998. Jalur ini menghubungkan Tuas di Singapura dengan Tanjung Kupang, Johor. Jalur ini adalah jalur alternatif bagi mereka dari Singapura yang ingin langsung ke arah Kuala Lumpur atau Melaka, tanpa melewati kota Johor Bahru, karena jalan tol Second Link (rute E2) ini akan langsung bergabung dengan jalan tol North-South Expressway (NSE) menuju Kuala Lumpur, di daerah Senai.

Dari rumah, kita meluncur ke Tuas melalui expressway PIE dan AYE. Jalan bebas hambatan AYE ini akan berakhir di Tuas checkpoint, gerbang imigrasi di sisi Singapura. Disini, mobil kemudian akan melewati gerbang-gerbang yang mirip gerbang tol di Indonesia. Disana, semua paspor akan diperiksa, dan untuk non-residen seperti orang tua saya, kartu imigrasi Singapura harus disiapkan, dan paspornya akan di-stamp meninggalkan Singapura. Mirip seperti kalau kita melewati gerbang imigrasi di bandara Changi kalau mau meninggalkan Singapura. Selain itu juga kita harus membayar tol, dengan menggunakan cashcard.

Setelah proses imigrasi selesai, proses berikutnya adalah pengecekan level tangki bensin, yang dilakukan secara random. Perlu diketahui bahwa mobil Singapura yang akan menuju Malaysia, harus meninggalkan Singapura dengan kondisi tangki bensin minimal 3/4 penuh. Peraturan ini diterapkan supaya mobil-mobil Singapura tidak "kabur" ke Malaysia untuk membeli bensin, yang harganya di Malaysia cuma separo harga bensin di Singapura. Setelah melewati pengecekan ini, kita kemudian akan melewati jembatan yang menyeberangi selat yang memisahkan pulau Singapura dengan semenanjung Malaysia.

Memasuki Malaysia, masih beberapa kilometer lagi sebelum kita sampai di checkpoint Malaysia. Disini, kita harus menyiapkan semua paspor dan kartu imigrasi Malaysia yang sudah diisi. Sebelum meninggalkan counter imigrasi, pastikan bahwa paspor kita dicap, kalau tidak kita nanti bermasalah pas nanti pulang meninggalkan Malaysia. Setelah melewati imigrasi, kita akan melewati jalan tol Second Link yang akan kemudian bergabung dengan jalan tol North-South Expressway (rute E2) menuju Kuala Lumpur.

Kita mampir sebentar di "kawasan rehat" (rest area) Seremban untuk makan siang. Total perjalanan dari Singapura ke Genting Highlands, termasuk waktu yang diperlukan untuk makan siang, adalah sekitar 5 jam. Memasuki Kuala Lumpur, kita akan membayar tol di gerbang tol Sungai Besi, dan dari sana kita mencari mengikuti petunjuk menuju Cheras dan masuk ke jalan Middle Ring Road 2 melewati Cheras, Ampang dan Setapak (Jalan Ulu Kelang). Sebenarnya ada jalan lain ke Genting melewati pusat kota KL terus ke Jalan Kuching dan melewati Batu Caves, tapi perjalanannya sedikit lebih jauh. Ring Road tersebut akan kemudian bergabung dengan jalan tol Karak Expressway ke arah Kuantan. Kita keluar dari jalan tol ke arah Genting Highlands sebelum terowongan Genting Sempah.

Dari sana, jalanan mulai menanjak tajam terus sampai ke Genting Highlands, yang berada 2000 meter di atas permukaan laut. Beberapa kilometer sebelum puncak, kabut mulai menyelimuti sehingga saya harus ekstra berhati-hati dalam mengemudi di jalanan yang berkelok-kelok itu, karena jarang pandang yang sangat terbatas. Setelah sampai di Genting Highlands, kita pun langsung check-in di Theme Park Hotel. Kita memilih hotel ini karena lokasinya yang paling dekat ke pintu masuk Taman Tema Luar (Outdoor Theme Park) di Genting. Hotelnya lumayan bagus, tidak mewah tapi cukup nyaman untuk diinapi keluarga. Tidak ada AC, hanya ada baling-baling bambu (jadi inget Doraemon, hahaha) karena memang udara disana yang dingin.

Setelah beristirahat sebentar, hari pertama di Genting itu kita manfaatkan untuk menjelajahi resort terpadu (integrated resort) Genting yang luas itu. Tujuan utama kita untuk hari itu adalah First World Plaza, sebuah shopping mall besar dengan banyak restoran dan atraksi-atraksi di indoor theme park-nya. Setelah makan sore (siang menjelang malam) di KFC yang ada disana, anak-anak (dan juga para orang tuanya) asyik dengan berbagai macam permainan disana, seperti kincir angin, perahu gondola ala Venice, Rio Float dan beberapa atraksi lainnya. Bagaimanapun, atraksi favorit anak-anak adalah mobil senggol-nya. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Jika pada hari Minggu itu, kita lebih banyak menjelajahi indoor theme park-nya, maka pada hari berikutnya, Senin, 4 September 2006, tujuan utama kita adalah Outdoor Theme Park, yang pintu masuknya pas banget terletak di samping hotel yang kita inapi. Sebelumnya, kita sarapan dulu di hotel. Sarapannya lumayan enak, walaupun jumlah meja yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah tamu, yang ternyata cukup banyak juga. Kebanyakan para tamu kelihatannya datang dari Singapura, memanfaatkan liburan sekolah anak-anak di Singapura pada minggu itu.

Setelah sarapan, kita pun membeli tiket masuk ke outdoor theme park dan mulai menjelajahi semua atraksinya. Dimulai dari carousel, dilanjutkan dengan Tea Cup, Astro Fighter, Flying Jumbo, kincir angin Matahari dan tentu saja, mobil senggol. Kita juga cukup lama mengantri untuk atraksi Dinosaurland, mengingat perahu yang terbatas, eh ternyata atraksinya begitu-begitu aja. Ngga worth untuk antri, dan kita malah lebih prefer jalan-jalan di bukit Dinosaurland-nya, untuk berfoto dengan banyak karakter dinosaurus disana. Kita juga foto-foto di jembatan gantung disana, bahkan ada pesawat nyungsep! :)

Setelah itu, Inka kemudian menemukan atraksi yang ternyata menjadi favoritnya dia: Spinner. Kita pun naik monorail yang berjalan cukup lambat mengelilingi outdoor theme park, dan jalur monorail itu juga masuk ke First World Plaza sebelum akhirnya kembali ke outdoor theme park. Mengingat hari sudah siang menjelang sore, kita pun akhirnya membeli makan siang di restoran Marrybrown dan membawanya ke kamar hotel untuk disantap.

Sore harinya, saya dan Irza membawa Aki dan Ene untuk mencoba Genting Skyway, kereta gantung (cable car) yang mirip dengan kereta gantung di Sentosa atau Taman Mini, bedanya kereta gantung ini menuruni (atau menaiki, kalau dari arah sebaliknya) gunung. Di sisi puncak Genting Highlands, stasiun kereta gantung ini terletak di gedung Highlands Hotel, dan kabut yang menyelimuti membuat kita tidak bisa melihat apa-apa setelah kereta gantung keluar dari stasiun, membelah kabut. Baru setelah agak turun ke bawah, kabut mulai menghilang dan kita bisa melihat pemandangan gunung-gunung hijau dengan jurang-jurangnya di bawah. Pemandangan yang bagus sekali!

Kereta gantung itu akan berakhir di stasiun Lower Skyway Station yang terletak di daerah Gohtong Jaya. Skyway Station ini adalah tempat dimana bus-bus pariwisata parkir, dan para penumpangnya biasanya melanjutkan perjalanan ke Genting Highlands dengan menggunakan kereta gantung itu. Bus express Genting dari pusat kota KL juga terminalnya ada disini. Di dalam gedung ini, juga ada toko besar yang menjual oleh-oleh. Kita menyempatkan diri belanja oleh-oleh sebentar disana sebelum kembali lagi naik kereta gantung ke puncak Genting Highlands.

Sore harinya, Irza menemani Aki, Ene dan keluarga Uncle Arief pergi ke Snow World di First World Plaza. Snow World ini mirip dengan Snow City yang ada di Singapura, tempat bermain salju indoor yang dilengkapi dengan seluncuran untuk orang-orang meluncur dengan ban dari atas bukit ke bawah. Saya dan Inka mencoba 4D MotionMaster Theatre, bioskop empat dimensi dengan tempat duduk yang bergerak-gerak mengikuti adegan di layar. Setelah puas bermain disana, kita pun makan malam di food court yang terletak di lantai dasar First World Plaza sebelum akhirnya pulang ke hotel. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Keesokan harinya, Selasa, 5 September 2006, adalah waktunya kita meninggalkan Genting. Setelah sarapan di hotel, kita pun check-out dari hotel dan meninggalkan Genting sekitar jam 9:30am pagi. Tujuan pertama kita adalah bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA), mengingat Aki, Uncle Arief, Aunty Via, Alif dan Kayla akan pulang langsung ke Jakarta dari KL, sementara Ene akan tetap mengikuti kita pulang ke Singapura.

Dari Genting Highlands, kita menuruni jalan bypass baru (bernama Chin Swee Bypass) yang lumayan berkelok-kelok sebelum akhirnya bergabung lagi dengan Karak Expressway. Untuk ke KLIA, kita mengambil rute yang sama seperti kita berangkat, jadi keluar dari Karak Expressway kita belok kiri menyusuri jalan Ulu Kelang dan Middle Ring Road 2 lewat Ampang dan Cheras, terus masuk ke North South Expressway (NSE) lewat Sungai Besi. Kita keluar NSE di persimpangan Nilai Utara, dan terus ke arah KLIA. Perjalanan dari Genting ke KLIA memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Pesawat AirAsia yang akan digunakan untuk ke Jakarta, berangkat dari terminal Low Cost Carrier (LCCT) yang baru. Jadi kita tidak pergi ke terminal utama KLIA. Terminal LCCT ini lumayan jauh kalau dibandingkan terminal utama, jalannya lebih memutar, dekat sirkit balap mobil F1 di Sepang. Terminalnya pun biasa saja, tidak megah seperti terminal utama KLIA. Setelah mengantar rombongan Jakarta untuk check-in, kita pun melanjutkan perjalanan ke Singapura.

Sekitar jam 2 siang, kita mampir ke restoran jejantas (jembatan) Ayer Keroh, yang terletak tidak jauh dari Melaka. Disana, saya dan Inka makan siang di KFC, sedangkan Ene, Mama dan Irza makan siang di A&W. Kedua restoran tersebut terletak di atas bangunan jembatan yang membentang di atas jalan tol, mirip seperti jembatan penghubung antar shopping mall di Glodok atau Mangga Dua. Setelah selesai makan siang, kita melanjutkan perjalanan terus ke arah Johor Bahru.

Kita sampai kota Johor Bahru sekitar jam 5 sore. Setelah mengisi bensin di daerah Kempas, kita melanjutkan perjalanan ke Jusco Tebrau City, shopping mall terbaru di Johor Bahru. Mol baru ini terletak di Tebrau Highway, jalan utama dari Johor Bahru ke arah Kota Tinggi. Kalau dari arah kota Johor Bahru, mol ini terletak di sebelah kiri jalan, setelah proyek pembangunan persimpangan Tebrau Highway dengan Pasir Gudang Highway. Mol ini cukup besar, dan terkesan mewah. Anchor tenant-nya adalah Jusco Department Store, dan mol ini juga memiliki banyak toko dan restoran lainnya, termasuk Bread Talk, yang halal di Malaysia.

Di lantai atasnya Jusco Department Store, juga ada tempat bermain anak-anak, jadi sambil menunggu Mama dan Ene belanja, saya membawa anak-anak untuk bermain-main disana. Setelah selesai belanja, kita makan malam di food court yang terletak satu lantai dengan tempat bermain anak-anak. Setelah selesai makan, kita menyempatkan diri belanja di supermarket yang ada di lantai dasar, sebelum pulang kembali ke Singapura.

Dari Johor Bahru, lebih dekat pulang ke Singapura melalui Causeway dibandingkan melalui Second Link yang harus jauh memutar ke Gelang Patah. Sayangnya, antrian di Causeway pada saat itu panjang sekali, kita membutuhkan waktu hampir satu jam untuk sampai ke gerbang imigrasi Malaysia. Kalau mau memutar ke Second Link juga lumayan jauh, jadi akhirnya kita bersabar saja mengikuti antrian. Anehnya, justru di gerbang Singapura malah lebih lancar, padahal biasanya kebalik, justru di Singapura yang lebih padat karena lebih ketatnya pemeriksaan. Kita pun sampai kembali ke rumah di Singapura sekitar jam 10 malam. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Pikir-pikir, bener juga kata Haze, padat juga ya acara reuni keluarganya... :D :D

Wednesday, September 20, 2006

Tamu Istimewa dari Jakarta

Pada hari Jum'at, 1 September 2006, kita kedatangan tamu istimewa dari Jakarta: Aki dan Ene (orang tua saya), adik saya Arief dan istrinya Via, serta dua anak mereka yang lucu-lucu, Alif dan Kayla. Pada hari itu, saya sengaja ambil cuti setengah hari sore-nya supaya bisa menjemput mereka di pelabuhan Harbourfront, Singapura. Mereka memang naik pesawat Indonesia AirAsia dari Jakarta ke Batam, kemudian menyeberang ke Singapura dengan menggunakan ferry Penguin. Alhamdulillah, kedatangan mereka bisa sedikit banyak mengurangi rasa duka saya dan istri setelah kehilangan salah seorang teman kami di pagi harinya.

Inka dan Irza senang sekali bertemu dengan Aki dan Ene, dan terutama dengan Alif dan Kayla, tentu saja, mengingat mereka bisa terus bermain dengan kedua sepupu mereka itu. Acara sore hari itu adalah berenang di kolam renang dan bermain di taman bermain (playground) dekat kolam renang. Setelah selesai berenang, kita pun makan malam dengan membakar sate di salah satu barbeque pit dekat kolam renang. Alhamdulillah, semua memuji kalau sate-nya enak. Tentu saja, karena istri saya telah mendapatkan kiat dan resep sate yang enak dari chef sate Indonesia yang paling terkenal di Singapura. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Keesokan harinya, Sabtu, 2 September 2006, adalah waktunya untuk jalan-jalan. Ene, Aki, Aunty Via dan istri ingin belanja ke Mustafa Centre, Little India, sehingga kita akhirnya men-drop mereka disana, sementara saya dan Uncle Arief membawa anak-anak ke Bugis Junction di Bugis, tidak jauh dari Little India. Seperti biasa, tujuan anak-anak adalah tempat permainan Whimsy di lantai tiga Seiyu.

Setelah selesai bermain, kita janjian ketemu sama Ene, Aki, Aunty Via dan istri di Banquet Halal Food Court di lantai dasar Raffles Hospital, sehingga kita pun jalan kaki kesana. Setelah selesai makan siang, kita kembali ke Bugis Junction dan sambil menunggu Ene selesai berbelanja, saya dan Irza menemani Uncle Arief, Aunty Via, Alif dan Kayla naik kereta api bawah tanah (MRT) dari Bugis ke Kallang, dan kembali lagi ke Bugis. :) Itu adalah pertama kalinya Alif dan Kayla naik MRT di Singapura. :) Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Dari Bugis, kita terus ke Sentosa. Tujuan pertama kita adalah Merlion. Setelah membayar tiket masuk, kita masuk ke dalam bagian bawah patung raksasa tersebut, dan duduk di sebuah indoor mini-amphiteatre dengan sebuah layar yang menyuguhkan sejarah Singapura dan sejarah pemilihan karakter Merlion (setengah singa dan setengah ikan) sebagai maskot nasional Singapura. Setiap orang juga diberikan sebuah koin yang bisa kita masukkan ke beberapa guci "berkepala" yang ada disana, dan kita akan mendapatkan kupon suvenir yang bisa kita tukarkan di toko suvenir yang ada disana.

Kemudian, kita naik lift ke lantai atas. Ada dua viewing gallery, di atas kepala Merlion dan di mulutnya Merlion. Dari lift, kalau mau ke atas kepala, naik tangga yang keatas, sedangkan kalau mau ke mulutnya, turun tangga yang ke bawah. Setelah asyik berfoto-foto di atas kepala Merlion, yang ternyata panas terik, dan di mulut-nya Merlion, kita pun turun lagi ke bawah, naik lift yang sama. Keluar dari lift, kita akan masuk ke toko souvenir disana, yang menjual suvenir-suvenir khas Merlion, Sentosa dan Singapura, yang sayangnya cukup mahal. Kita pun hanya menukar kupon yang kita punya, dan kemudian kita beristirahat di kafe Delifrance yang ada di dekat pintu keluar toko suvenir tersebut.

Kita kemudian meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki ke Imbiah Lookout. Banyak tempat-tempat atraksi yang berada disini, dan atraksi pertama yang kita coba adalah Sentosa Luge. Dulu, kita bersama Aki dan Ene juga pernah mencoba atraksi ini, tapi untuk keluarga Uncle Arief, ini adalah pertama kalinya mereka menaiki Luge. Seru! Pulangnya, kita naik Skyride (dulu namanya Chairlift) untuk kembali ke bukit Imbiah Lookout.

Disana, anak-anak sempat main air di kolam air mancur dekat restoran Sarpino's Pizzeria dan Subway. Irza juga menemani Uncle Arief, Aunty Via, Alif dan Kayla naik cable car menyeberang ke Mount Faber, dan kembali lagi ke Sentosa, sementara kita beristirahat di kafe Coffee Bean yang terletak pas di depan Cable Car Plaza. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Dari sana, kita melanjutkan perjalanan ke Palawan Beach. Dari Beach carpark, kita naik beach tram ke pantai Palawan. Pantai Palawan ini baru direnovasi, dan fasilitasnya lumayan lengkap sekarang, ada kolam air mancur, tempat bermain anak-anak dengan jaring yang bisa dipanjat, dan beberapa restoran dan food court. Juga ada sebuah amfiteater kecil yang menyajikan pertunjukan binatang dan burung setiap jam sekali.

Disana, anak-anak asyik bermain di pantai, bermain pasir dan berenang. Setelah asyik berenang dan bermain-main disana, kita kemudian makan malam di food court yang baru dibuka disana. Ada sebuah stall yang menyajikan masakan khas Indonesia seperti ayam bakar, dan lain-lain. Di sebelahnya, ada stall yang menyajikan masakan Western kesukaan anak-anak, seperti fish and chips dan nugget. Setelah makan malam, kita pun berjalan kaki kembali ke Beach carpark (karena sudah tidak ada tram lagi pas jam segitu) terus pulang ke rumah. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Keesokan harinya, Minggu, 3 September 2006, kita ramai-ramai berangkat ke Genting Highlands. Liputannya menyusul. :)

Saturday, September 16, 2006

KLIA and Jusco Tebrau City




On Tuesday, 5 September 2006 morning, after having breakfast at the hotel, we checked out from the hotel and left Genting for the Kuala Lumpur International Airport (KLIA), since Aki, Uncle Arief, Aunty Via, Alif and Kayla would be flying off directly from KL to Jakarta, while Ene will still follow us back to Singapore.

Since they were taking AirAsia flight, we went to the Budget/Low Cost Carrier Terminal (LCCT) instead of KLIA's main terminal. The LCCT is quite far, on the other side of the runway, near the Sepang F1 circuit.

We then continue our journey towards Singapore. After having a late lunch at the Restoran Jejantas Ayer Keroh rest area, Malacca, we went to our next destination, the Jusco Tebrau City shopping centre in Johor Bahru.

This is the newest shopping mall around Johor area, and it's located along Tebrau Highway, the main road leading to Kota Tinggi from Johor Bahru, just north of the junction with Pasir Gudang Highway.

The Jusco department store is the anchor tenant there, with quite a lot of restaurants and cafes, including Bread Talk, which is halal in Malaysia. There's also a food court and amusement centre for kids at the third floor.

Mama and Ene were, of course, shopping around, while I took Inka and Irza to the amusement centre. We also had our dinner at the food court, before going back to Singapore via the causeway, which is jammed at the Malaysia side, but smooth on Singapore side.

Genting Highlands: Outdoor Theme Park and Cable Car




The next day, Monday, 4 September 2006, we explore the Outdoor Theme Park. The entrance is just outside our hotel, so it's very convenient for us to reach there in the morning, of course after we had a nice breakfast at the hotel.

The bumper cars are again become the hits for the kids! And Inka's favourite is the Spinner!

In the evening, I and Irza brought Aki and Ene to take the Genting Skyway Cable Car down to the Lower Cable Car Station, and back up. Irza also accompanied Uncle Arief and family to the Snow World at First World Plaza, similar to Singapore's Snow City, while I and Inka tried the 4D MotionMaster Theatre.

Friday, September 15, 2006

Genting Highlands: Integrated Resort and First World Plaza




On Sunday, 3 September 2006, we and our special guests from Jakarta set off for Genting Highlands, Malaysia. We left Singapore in the morning, and we took the Tuas second link route to avoid Johor Bahru and the causeway traffic. With a stopover at Seremban for lunch, the total journey took around 5 hours.

We took the Cheras route to Genting, that is, after the Sungai Besi toll gate, we exit the North-South Expressway and hit the Middle Ring Road 2 past Cheras, Ampang and Setapak (Jalan Ulu Kelang), towards Kuantan. The ring road will join the Karak Expressway seamlessly, and we took the Genting Highlands exit just before a tunnel.

We stayed at the Theme Park Hotel, which is just next to the entrance of the Outdoor Theme Park. We spent our first day in Genting by exploring the integrated resort and having fun at the Indoor Theme Park at First World Plaza.

The kids are having fun with the bumper cars, while the whole family took the ferris wheel, Venice-style gondola, Rio Float and some other attractions.

Thursday, September 14, 2006

Inka and Irza's Journeys in Brief: August 2006

This is a brief of Inka and Irza's journeys for the month of August 2006. Apologise, I didn't have the time to update this blog quite often. Kindly visit my site at Multiply for the latest updates on Inka and Irza's journey. I will usually post all the pictures there.

Wednesday, September 13, 2006

Sentosa: Palawan Beach




Saturday, 2 September 2006

From Imbiah Lookout, we proceeded to Palawan Beach, our next destination. We parked our car at the Beach Carpark and took the beach tram to Palawan Beach. The beach has some newly renovated facilities and the kids are having fun playing at the beach.

After having a great time playing at the beach, we had dinner at the new Palawan beach food court. There's an "Indonesian Delight" stall with quite a lot of Indonesian dishes such as grilled chicken, etc. Next to it, there's another stall serving western dishes.

Sentosa: Imbiah Lookout




Saturday, 2 September 2006

After finished shopping at Bugis, we proceeded to Sentosa. Our first destinations are the attractions at the Imbiah Lookout cluster, near the Cable Car Plaza.

We visited Merlion and went to the top of the Merlion. We also rode the Luge and took the skyride (previously known as chairlift) back. Irza accompanied Uncle Arief's family to take the cable car to Mount Faber and back, while the rest of us had some coffee at the Coffee Bean just outside the Cable Car Plaza.

Sunday, September 10, 2006

Bugis and Kallang




The next day, Saturday 2 September 2006, we took our special guests to Bugis. I and Uncle Arief took the kids to the amusement centre at the third floor of Seiyu Bugis Junction while my parents, my wife and Aunty Via had a quick shopping spree at Mustafa Centre in Little India.

We then walked to the Banquet halal food court at the first floor of the Raffles Hospital just next to the Bugis Junction, and had our lunch there.

After lunch, we went back to Bugis Junction and while my parents and my wife continued shopping, I and Irza accompanied Uncle Arief, Aunty Via, Alif and Kayla to take the MRT to Kallang, and back. :)

Islam and Tourism

In one of his articles regarding Islam and tourism, Patung mentioned that Islam is bad for tourism, because some attempts to forbid activities associated as sinful by Islam, such as drinking, harms the growth of tourism in some Indonesian areas with Muslim-majority population, such as Lombok. While I agree that such attempts will deter tourists from coming to the region, it doesn't mean that the religion itself is bad for tourism.

I would like to emphasize that it's not just a matter of religion.

We don't need to go too far to see an example. Malaysia is also a country with a Muslim-majority population. But the country has successfully attracted tourists from all over the world, especially East Asia (China and the region) and Middle East countries. So, it's not true that Islam is bad for tourism.

What's the issue here, then?

Tolerance.

Malaysians are generally more tolerant towards other religions. Even when the Malaysian Muslims forbid themselves from drinking, they do not forbid people from other religions from doing so. Even when Islam forbids gambling, the government still allows some casinos to be built at Genting Highlands for non-Muslim Malaysians and tourists, of course after ensuring that Malaysian Muslims are prohibited to enter the casinos.

So, again, it's not true that Islam is bad for tourism. We just have to be more tolerant to people from other religion. If the Malaysians can do it, why can't we?

Special Guests from Jakarta




On Friday, 1st of September 2006, we receive special guests from Jakarta, Indonesia: my parents, my brother Arief and his wife Via, and their two children, Alif and Kayla. Inka and Irza were very excited to see their grandfather (Aki) and grandmother (Ene), as well as their nephews, Alif and Kayla.

In the evening, all of us went to the swimming pool within our apartment complex, as well as to the playground nearby. After which, we had nice BBQ satay for our dinner, at one of the BBQ pits at the poolside.

Irza's Birthday (Part 2)




26 August 2006: Aidan came to the birthday party quite late, because he needed to wait for his parents, Tante Shinta and Om Wisnu, to finish working. Aidan then had a nice splash time at the swimming pool together with Inka, Irza and Tante Shinta, while Om Wisnu chose to have a good nap by the poolside. ;)

After finished swimming, we all went back to our house and Aidan was happily playing with Inka and Irza.

Friday, September 8, 2006

A Eulogy for Inong

I remember the first time I knew Inong was on early February this year, when I stumbled upon her weblog, Cerita Bunda Zidan & Syifa (Stories of Zidan & Syifa's Mum). Finding out that she and her family live in Bukit Batok, very near to our place, and also finding out that her son Zidan was studying at the same school as Irza, PPIS, I added comments to her shoutbox. She then visited my Rumah Indra weblog and added comments there, and turned out to be that she knew my wife from the IndoSing-Mums community, and also she knew some of my friends from BemoNet, such as Kukuh TW and Eko Juniarto. What a small world.

After exchanging several comments on each other's blogs, we managed to meet up on several occasions. My wife discreetly ordered a strawberry tiramisu cake from her for our wedding anniversary, and I collected the cake from her house some time in April. I believe that was the first time I met her. I also met her, Haris and the whole family during Adam and Hanan's birthday party at West Coast Park, ISM gathering at East Coast Park and PPIS Sports Day at Bukit Batok, and that's when I started to know Haris. I also met her during Mela's farewell at Harbourfront.

Inong is a great cook. All the recipes at her Dapur Bunda blog prove it. The strawberry tiramisu cake is not the only cake I and my wife have ordered from her. Once we ordered some chocolate and cheese Indonesian-style martabak from her and just two weeks ago, couple of days before she's gone, we ordered Cars-themed two-tier birthday cake for Irza's 5th birthday party. Guess what, everybody enjoyed the cake, a photo taken by Mbak Hany proves it. Nobody thought that it would be the last birthday cake she has made for us. :(

She's also a friendly person. She has many friends since she's very active in the cyberspace. She's a very active blogger, and her Cerita Bunda Zidan&Syifa blog is now on the 15th position of the Hericz's version of Indonesian Top 100 Blogs. She has several blogs, such as Cerita Bunda Zidan&Syifa, Dapur Bunda (Bunda's Kitchen), Puisi Inong (Inong's Poems) and also Inong's Page at Multiply, among others. She's also very active in some blogger communities, such as Blogger Family (Blogfam) and the Indonesian Blogger Muslim community. In Singapore, she's also a member of the IndoSing-Mums and Indo-Sing community.

Therefore, it's obvious that when she passed away, a lot of people missed her, even though those people might not know her personally and only know about her and her family from her blogs. It is even reported that about more than 1,000 people turned out at her family's house in Jakarta, waiting for her body to be sent from Singapore to Jakarta, for her funeral. The way how she wrote her family's journal, especially about her two lovely kids, Zidan and Syifa, touches the hearts of many of her blog readers. Up until now, condolences are still coming in through her shoutboxes and comments on her blogs, showing that a lot of people really missed her and her writings.

Selamat jalan, Inong. May you rest in peace.

Thursday, September 7, 2006

Ulang Tahun Irza

Pada hari Sabtu, 26 Agustus 2006 yang lalu, saya dan istri menyelenggarakan perayaan ulang tahun Irza yang ke-5. Ulang tahunnya sendiri jatuh pada hari Selasa, 22 Agustus 2006, tapi supaya bisa mengundang banyak teman-temannya Irza, kita adakan perayaannya pada hari Sabtu pagi. Perayaannya diadakan di function room yang terletak di Club House yang ada di kompleks apartemen.

Teman-teman yang diundang adalah teman-teman sekolah Irza di PPIS, dan anak teman-teman istri saya di komunitas IndoSing-Mums. Teman-teman sekolah Irza yang datang diantaranya adalah Hanisah, Nurul Jannah, Syarifah dan Hidayat. Sementara teman-teman Indonesia yang datang diantaranya adalah Ilma dan Nadia, Hanan dan Haifa, Aily dan Algo, Marsya, Fadzil dan Naira, Fathir, Iffah, Abang Dzaky dan Alita, Akram dan Max. Aidan juga datang walaupun agak terlambat karena menunggu Tante Shinta-nya selesai bekerja dulu. Selain itu, guru Irza di PPIS, Teacher Hidayah dan Teacher Mas, juga menyempatkan diri untuk datang.

Tema dari pesta ulang tahun tersebut adalah Cars, film kartun bioskop produksi Disney yang baru diputar tahun ini. Kue ulang tahun bergambar mobil Cars juga dipesan dari Dapur Bunda dan baru diambil dari rumah almarhumah Tante Inong di Bukit Batok sehari sebelumnya (Catatan: itu adalah saat terakhir kalinya kami bertemu dengan almarhumah). Sayang sekali Zidan dan Syifa tidak bisa ikut datang ke acara ulang tahun tersebut.

Acara dimulai dengan pembacaan doa, bernyanyi lagu "Happy Birthday" dan "Selamat Ulang Tahun" bersama-sama, dan disusul dengan acara tiup lilin dan potong kue. Setelah itu, dilanjutkan acara permainan games untuk anak-anak, yang dipimpin oleh Tante Hany dan Tante Gita. Seru sekali. Beberapa games yang dimainkan diantaranya adalah lomba memakai kaus kaki, lomba eliminasi rebutan kursi (apa yah nama resmi lomba itu?) dan lomba membuat temannya menjadi mumi (mummy) dengan menggunakan kertas tissue gulung.

Untuk lebih jelasnya, foto-fotonya bisa dilihat disini, disini (terima kasih Om Judhi) dan disini (terima kasih Tante Hany). Sementara video-videonya bisa dilihat dibawah ini:

Part 1:



Part 2:



Atas nama Irza, saya dan istri mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman yang telah menyempatkan diri untuk datang ke acara ulang tahun tersebut.